Z

puyeng gue. 1:56 pagi dan gue denger suara serigala entah dari mana. tolong banget ini mah. gue lagi cape ya, dari kemaren tidur cuma beberapa jam doang. kek siluman lampu gue. bisa on off kapan aja. sebenernya kapan kiranya gue bisa menangkan diri dan berdamai dengan segala hal yang sudah terjadi? gue sudah menjalani hidup gue yang kek biasanya. kerja, maen, ketemu temen dan hal hal lain yang biasanya gue lakukan. before this, im fine. but why do i feel kinda different for the last few weeks? kek perasaan gue dalam menjalani kebiasaan hidup gue agak kurang. gue biasanya humoris tapi kemana jiwa humoris gue itu tuhan? kok sekarang gue nongkrong sama temen aja malah kek orang bego. otak gue setengah setengah. kek sekarang gue tau lu ngomong apa, tapi dua detik kemudian gue ngga ngerti lu ngomong apa. otak gue suka tiba-tiba blank. apa ni? apa? i have been carriying my wounds around. nice. sebetulnya gue tau gue lagi kenapa. tapi gue juga ga bisa apa apa selain menghadapi diri gue sendiri. tolong, gue sedang berperang melawan diri gue sendiri saat ini. gue berperang melawan segala perasaan muter muter yang kini sedang gue rasakan. yaah, ngga ngelawan juga sih karena gue ngga denial. gue mencoba merasakan segala perasaan dan emosi yang kini sedang mengerumuni gue since the last month of twenty twenty two. there is a space that need to be filling up again after someone has leave it empty. no one wrong. theres nothing need to be regreted. gue adalah manusia yang suka introspeksi. and i got my point that might need to be change from my self. and that is my words. omongan gue tajem. gue tumbuh dengan bapak dan kakak yang omongannya tajam even ke gue. dan gue tanpa sadar akhirnya juga ngomong tajam ke orang lain. bukan buat defense. its just simply to open your mind. gue kalo ngomong alus tapi point gue ngga lu dengerin dan ngga lu tangkap, maka seringnya gue akan ngomongin point gue tapi dengan cara yang sedikit lebih tajam agar lu sadar point gue adalah ini dan itu dan yang lainnya. gue pernah bilang gue dan bapak gue itu ngga akur? dan kenapa sekarang bisa akur? we have fight a lot. pemikiran bapak gue yang kolot tidak bisa bersatu dengan pemikiran gue yang modern. dan untuk menyatukannya kita saling adu argumentasi. kata gue adu kan? iya adu. kita saling mengucapkan kalimat argumentasi yang tajam sometimes it used to pussing out each other positions to the edge. buat mojokin lawan bicara. buat memperkuat argumen. kita saling mikir mengenai kata kata apa yang kiranya bisa buat lu sadar bahwa point gue adalah ini. supaya lu nangkep yang mau gue omongin itu adalah ini dan sebagainya. dan untuk membuat kita saling sadar point masing-masing adalah dengan membuat kalimat sesimpel mungkin tapi sejelas mungkin walaupun terdengar tajam. only if you can relate. dan itu kebawa sampe sekarang di gue. emang akhirnya kita jadi sadar dan berbenah, cuma minusnya kadang bikin sakit ati. dan gue cukup sadar, ngga semua orang kuat denger kata-kata tajem gue. gue jarang ngomong tajam, tapi biasanya kalo gue ngomong tajam itu emang lu nya kebangetan. dayli gue emang ngomong kasar, tapi omongan dayli gue ngga begitu sarat dengan ketajam malah cenderung sarat dengan kegoblokan. tapi ga tau deh. manusia kan suka ngga sadar. gue bisa aja ngomong tajam atau ngomong apapun yang melukai hati orang tanpa maksud dan tanpa sadar. tidak pernah ada niat gue untuk sengaja menyakiti hati orang. karena kalo gue nyakitin hati orang, nanti akan berakhir gue sendiri yang sakit dengan rasa penyesalan dan bersalah. tapi sekali lagi, mungkin words control gue belum bagus. gue harus perbaiki ini supaya ngga nyakitin orang lain lagi. gue mencoba untuk ngga mengungkit lagi yang udah udah. tapi ternyata gue masih kepikiran sama yang udah udah.. ya gimana ya. buat bahan instrospeksi aja sih. gue nyari letak kesalahan gue. dan udah nemu juga. tapi.. buat yang kali ini gue mencoba nganggep kesalahan gue impas aja. soalnya mau minta maaf juga buat apa? karena dia juga nyakitin gue. gue anggep impas aja. impas karena gue akhirnya juga yang ditinggal dan gue akhirnya juga yang ngerasa hilang arah sekarang. impas kan. anggep aja impaslah. gue ini sebenernya sedang menata kembali isi kepala gue. karena hati gue udah ngga tau bentuknya kayak apalagi. sekarang yang bisa gue selametin adalah pikiran gue dulu. gue mencoba menyelami perasaan gue sendiri melalui kepala gue. gue lagi mencari kembali kunci gue yang sedang hilang. mungkin kunci itu akan gue temukan nanti kalo gue sudah menyadari point gue dalam melakukan instrospeksi. ketika nanti kesadaran gue kembali. ketika mungkin nanti gue mulai berpikir bahwa bahagia ngga harus sama dia. bahwa gue bisa mencintai orang lain. bahwa ninggalin dia itu ga salah. dan bahwa dia akan menjadi bagian dari masa lalu gue pada akhirnya. bahwa melupakan dia itu bukan hal yang menakutkan untuk dilakukan. dan juga ketika gue udah iklashin semuanya. memaafkan semuanya. dan merelakan semuanya. untuk saat ini gue bilang dia yang menang. 0-1 skor sementara karena gue masih dalam fase.. apa ini? fase apa ini? gajelas banget ya fasenya. tapi its oke lah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The shade

Kamu yng kasih tinggal kasih-kasih tinggal

Macul