Fhax

Adalah hal yang menyebalkan ketika gue kembali berada di titik paling bawah. Titik dimana gue merasa hambar dan hampa. Saat dimana gue mulai membenci diri gue sendiri untuk beberapa alasan. I really feeling bad for this situation. Im sorry i still cannot ressist it. Meskipun gue sudah merasa terbiasa untuk merasa demikian tapi tetep aja rasanya anjay banget. Siapa sih yang mau merasa seperti ini? Gue tau hampir setiap orang punya nerakanya sendiri-sendiri tapi itu bukan menjadi alasan bagi kita untuk nggak peduli dan lebih mementingkan neraka kita sendiri. Penderitaan itu relatif. Tapi selama kita masih bisa melihat hari esok itu nggak masalah kan. Lets say gue udah terbiasa merasa seperti ini, tapi gue juga udah terbiasa juga untuk berpikir bahwa hari esok akan segera terbit dan semua akan menjadi lebih baik. Perasaan seperti ini nggak akan lo pahami. Bahkan untuk orang yang katanya bisa memahami perasaan semacam ini pun nggak bisa akurat 100% tau detail rasanya. Ini semua tentang diri sendiri. Bisa aja perasaan ini di orang lain kadarnya lebih parah. Bullsiht. Ngapain gue ngomong nggak jelas gini. Gue sekarang sedang hidup. Sedang bernafas. Sedang berfikir. Sedang menggunakan otot-otot gue untuk ngetik di hape. Sedang berada di kasur dan merasakan tekstur nyamannya kasur menggunakan sensor kulit gue. Lo paham nggak sih maksud gue? Diluar sana orang lain juga hidup. Mereka juga mikir. Mereka juga bernafas. Mereka juga punya otot-otor untuk bergerak. Dan ketika lo berkaca lebih luas lagi, ada bermilyar-milyar orang di seluruh dunia yang juga melakukan hal yang sama. They breath, they alive, they sense the teksture and many more. Dan mereka juga punya neraka mereka sendiri-sendiri. I mean mereka dan gue dan seluruh manusya di muka bumi ini punya hal yang nggak bisa kita atasi dan akhirnya menyebabkan rasa marah sedih dan sebagainya. Jadi kalo sekarang gue merasa sengsara its thrue but not that thrue. Karena masih banyak orang di dunia ini yang juga merasakan cuma nggak kita ketahui. Anjay ngomong apa dah gue. Bhy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The shade

Kamu yng kasih tinggal kasih-kasih tinggal

Macul