Hey, jangan muram
gue rasa kali ini tuhan memberikan gue jalan untuk mengisi POV hubungan dari salah satu mantan gue yang paling jahat. anggaplah gue lagi deket sama seorang laki-laki. dia baik, gue rasa dia juga punya potensi besar untuk menggapai segala mimpi dia. tapi untuk saat ini i feel like dia lagi sedih di balik senyum dan ketawanya saat sama gue.
long time ago gue pernah pacaran tapi putus. later i realize bahwa pada saat kita menjalin hubungan waktu itu, gue sedang tidak baik-baik saja secara mental. gue ini dari kecil hidup susah, secara batin kacau parah karena dendam
masa kecil. gue dendam karena hidup gue ga kayak hidup orang lain. hidup gue akhirnya udah ga bisa kayak orang lain, tapi gue selalu sedih kalo liat orang lain merasakan apa yang gue rasakan pada saat itu. jadinya, dengan secara sok-sokan, gue secara naluriah ingin membantu orang itu bangkit. bukan karena mau jadi pahlawan, tapi karena dengan setulus hati gue ngga mau liat orang mendapatkan kesedihan dan kegilaan seperti apa yang gue dapatkan.. karena gue cukup mengerti bahwa rasanya sakit bgt dan gue juga sangat sadar bahwa ga semua orang bisa menahan itu. jadi seringkali niat gue itu malah menyakiti orang lain. gue ga mau sabar nunggu orang lain selesai mikir dan menenangkan diri. gue selalu push orang itu untuk bangkit. yang padahal dia cuma butuh waktu sendiri buat menenangkan diri, tapi malah gue ganggu. singkatnya, gue ga bahagia waktu itu tapi gue pengen liat orang lain bahagia. kebahagiaan macam apa yang bisa gue berikan ke orang lain saat gue sendiri bahkan ga bahagia? tolol kan gue. so it turn out gue malah nyakitin orang lain, karena yang gue tau pada waktu itu cuma rasa sakit. dan kenapa gue selalu nge-push orang, karena gue selalu nge-push diri gue. little did i know, ternyata gue yang nge-push diri gue itu menjadi beban untuk diri gue sendiri. basically, gue sakit karena perilaku dan mindset gue sendiri.
jadi pov-nya dimana? pov-nya adalah sekarang laki-laki yang deket sama gue adalah gue di masa lampau. jadi gue memposisikan diri gue sebagai mantan gue pada waktu itu. gue langsung mikir apa aja hal yang dilakukan mantan gue kepada gue dan hal itu melukai gue.. maka sekarang tidak akan gue lakukan ke orang ini. di hubungan gue sekarang, mungkin karena sudah capek dengan banyak sekali kisah asmara anjing terjadi pada gue.. gue jadi menolak ketidak harmonisan dalam hubungan. gue cuma mau hubungan gue selalu asik dan bahagia juga ceria lalu ketika kita akhirnya bentrok gue langsung mikir bahwa gue dan laki gue tidak cocok. such a tolol thing, karena hubungan mana yang selalu bahagia dan seru brook? ga ada. akan selalu ada perbedaan yang meminta untuk dihadapi dan dicari solusinya supaya hubungan yang bahagia dan seru itu tetap berlanjut. jadi di posisi gue yang sekarang, gue akan mau dan berbesar hati menghadapi perbedaan dalam hubungan. itu adalah pelajaran bagi gue yang pertama. gue akan menerima apapun kondisi mental partner gue dan willing to search for solition together instead of langsung pergi gitu aja. karena dulu mantan gue pergi karena kita udah ngga sama dan ga seru kaya pas awal pacaran.
pajaran kedua, karena ternyata nge-push orang yang lagi kesulitan sama diri mereka sendiri itu malah bikin situasi tambah ruwet.. gue jadi harus sabar mati-matian dan legowo. kenapa gue bilang gue harus sabar mati-matian? karena kan gue suka nge-push orang, jadi sekarang gue beneran mencoba sabar dan menahan diri gue.
gue ga suka liat dia faking everything gitu, tapi gue juga ga mau maksa dia buat terbuka sama gue kalo dia belum mau. gue kebayang gimana sakit dan bebannya perasaan dia saat ini tapi gue juga ga bisa apa-apa. yang gue bisa ya cuma begini.. diem, sabar sama meng-available kan diri gue untuk mendengar dan menghadapi dia. this is trully challenging for me too.. pada dasarnya kita berdua sedang sama-sama mencoba berubah sekarang supaya tetap bisa bariringan. ya tapi ga tau nanti akhirnya gimana ya wak, gue juga ga berharap apapun. gue cuma mau dia bisa bahagia dan menjalani hari-hari dia dengan ringan beban.
kamu jangan muram ya, i always wish for your happiness sincerely
Komentar
Posting Komentar